Desain Pagar
Pengaman Pejalan Kaki
Sebagai Upaya
Peningkatan Keselamatan Jalan
Di Kawasan
Sekolah
(Studi Kasus
Pada Simpang Jalan Yos Sudarso – Jalan Suroto Kota Yogyakarta)
ABSTRAK
Penelitian fokus pada aspek keselamatan pejalan kaki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetukan desain fasilitas pejalan kaki pada trotoar yang berkeselamatan sesuai dengan
standart acuan Pusat Penelitian, Pengembangan Jalan dan
Jembatan “Perencanaan
Teknis Fasilitas Pejalan Kaki” dan Departmental
Advice Note and Standard England.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kawasan simpang ruas jalan Yos
Sudarsso hingga jalan Suroto memiliki konflik lalu lintas pada tingkat serius.
Hasil analisis volume lalu – lintas, karateristik pejalan kaki, kecepatan
kendaraan, volume pejalan kaki, tingkat keseriusan konflik lalu lintas
menunjukkan bahwa simpang ruas jalan Yos Sudarsso hingga jalan Suroto
membutuhkan adanya fasilitas yang mampu mengarahkan dan membatasi pergerakan
pejalan kaki saat melakukan aktifitas perjalanan. Solusi yang diusulkan dari hasil analisis kondisi eksisting adalah penerapan pagar pengaman pejalan kaki dengan
desain pagar pengaman yang berada
pada ruas yang memiliki pulau jalan, sehingga pejalan kaki tidak melakukan aktifitas diluar
trotoar saat melakukan perpindahan tempat menuju tempat lain.
Kata kunci : trotoar, pagar
pengaman pejalan kaki, pejalan kaki, kendaraan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Data kecelakaan lima tahun terakhir POLRESTA Yogyakarta menyebutkan, bahwa pada
tahun 2010-2014 jumlah korban akibat kecelakaan lalu
lintas di Kota Yogyakarta mencapai 2873 orang. Dari jumlah
tersebut sebanyak 288 korban kecelakaan
merupakan para pejalan kaki, korban kecelakaan
diklasifikasikan berdasarkan usia rata-rata berusia produktif yakni 16-30 tahun sebanyak 1349 orang.
Masih minimnya prasarana khususnya bagi
pejalan kaki ini perlu mendapat perhatian lebih oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Prasarana pejalan kaki ini sangat
penting karena para pejalan kaki harus memiliki jalur yang tersendiri dan
memenuhi standart keselamatan untuk aktivitas pejalan kaki. Semakin berkembangnya kegiatan sektor informal di
ruang-ruang kota Yogyakarta membuat para
pejalan kaki tidak nyaman karena dipenuhi oleh barang jualan. Hal-hal tersebut
menghasilkan ruang-ruang kota yang kurang manusiawi, dimana ruang publik kota
yang seharusnya sehat, aman, nyaman sering kali tersisihkan, mengabaikan aspek
lingkungan, dan kurang memperhatikan para pejalan kaki sebagai salah satu pengguna
fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan perkotaan.
Keberadaan
lokasi penelitian yang terletak pada simpang Jalan Yos Sudarso dan Jalan Suroto
memiliki peran pelayanan masyarakat dibidang pendidikan dan merupakan kawasan Central Bussines District maka kegiatan
sirkulasi pejalan kaki pada kawasan tersebut perlu diperhatikan aspek
keselamatannya. Keselamatan pejalan kaki pada kawasan tersebut perlu
diperhatikan karena jalan Yos Sudarso dan Jalan Suroto dari hasil analisis Tim
PKP Kota Yogyakarta merupakan ruas jalan yang
memiliki fungsi jalan kolektor sekunder dengan karakteristik jalan volume
lalu-lintas yang tinggi dan volume pejalan kaki yang padat. Karakteristik jalan
jalan dengan volume lalu-lintas dan volume pejalan kaki yang tinggi menyebabkan tingkat konflik yang terjadi antara
pejalan kaki dengan pengguna kendaraan bermotor saat berlalu lintas tinggi. Hal tersebut terjadi karena kondisi
trotoar pada kawasan Jalan Yos Sudarso dan Jalan Suroto Kota Yogyakarta tidak
mengarahkan pejalan kaki menuju fasilitas penyeberangan pejalan kaki sehingga
pejalan kaki yang mayoritas merupakan siswa sekolah dan kariyawan perkantoran
enggan tertib berjalan di trotoar.
STUDI
PUSTAKA
Konflik
Lalu Lintas
Suatu
kondisi dimana gerakan satu kendaraan atau lebih yang akan menyebabkan
peristiwa tabrakan lalu lintas apabila kendaraan tersebut tidak melakukan suatu
manuver mengerem atau mengelak
Pagar Pengaman Pejalan Kaki
Modul Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki yang
disusun berdasarkan hasil kajian studi Fasilitas Pejalan Kaki (2011) Puslitbang
Jalan dan Jembatan bahwa pagar pengaman diletakkan
pada titik tertentu yang berbahaya dan memerlukan perlindungan. Pagar pengaman
diletakan di jalur fasilitas dengan tinggi 90cm dan bahan bahan yang digunakan
adalah metal/beton yang tahan terhadap cuaca, kerusakan, dan murah
pemeliharaannya. Pagar pengaman dipasang apabila:
1. Apabila
volume pejalan kaki di satu sisi jalan sudah > 450 orang/jam/lebar efektif (dalam meter)
2. Apabila
volume kendaraan sudah > 500 kendaraan/jam
3. Kecepatan
kendaraan > 40 km/jam
4. Kecenderungan
pejalan kaki tidak meggunakan fasilitas penyeberangan
5. Bahan
pagar bisa terbuat dari konstruksi bangunan atau tanaman.
Dijelaskan
pada Departmental Advice Note and
Standard TA 51/87 and TD 28/87 - Design
Manual For Roads And Bridges “Roadside
Features” pagar pengaman pejalan kaki diterapkan dengan
standart sebagai berikut :
1. Penerapan
pagar pengaman terhubung pada pelican crossing, zebra croos, jembatan
penyebrangan, dan stasiun bawah
2. panjang
minimum pagar pengaman pada sisi persimpangan adalah 10m
3. lebar
trotoar minimum 1.2m sebelum pagar pengaman yang didirikan.
4. panjang
pagar pengaman direncanakan sesuai kondisi perkotaan, gerbang atau akses keluar
di sesuaikan dengan keperlukan bongkar muat di lokasi perkotaan
5. Pada
gerbang sekolah harus terdapat pagar pengaman untuk mencegah kecelakaan akibat
pejalan kaki tidak berjalan di trotoar dan harus diperluas mengarah menuju
persimpangan atau fasilitas penyeberangan.
6. Pada
kawasan halte bus pagar pengaman harus sesuai dengan jumlah panjang antrian
penumpang
7. Pada
jalan yang dirancang dengan kecepatan di atas 60 kilometer per jam pagar
pengaman harus dilindungi oleh keamanan pagar (tanaman)
METODE
PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti melakukan
survei untuk mendapatkan data yang valid. Survei yang dilakukan yaitu survei
inventarisasi jalan, Traffic Counting, volume pejalan kaki, konflik pejalan
kaki dengan kendaraan bermotor, kecepatan kendaraan, dan karakteristik pejalan
kaki. Survei dilakukan di persimpangan jalan yos sudarso dan jalan suroto. Untuk
mendukung data-data tersebut peneliti mengumpulkan data kecelakaan dari tahun
2010-2014. Terdapat tiga alternative usulan desain pagar pengaman pejalan kaki
dalam peningkatan keselamatan pejalan kaki. Alternative pertama yakni desain
pagar pengaman pejalan kaki pada ruas jalan, yang kedua adalah desain pagara
pengaman pejalan kaki pada persimpangan, dan desain alternative yang ke tiga
yakni desain pagar pengaman pejalan kaki pada jalan dengan pulau jalan. Batasan
masalah pada penelitian ini yaitu untuk menentukan desain pagar pengaman
pejalan kaki yang sesuai pada lokasi studi untuk meningkatkan keselamatan dan
aksesbilias pejalan kaki.
ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
Konflik Pejalan Kaki Dan
Kendaraan Bermotor
Untuk mengetahui
karakteristik dan tingkat keselamatan pejalan kaki pada lokasi studi, peneliti
melakukan pengamatan terhadap konflik pejalan kaki dan kendaraan bermotor
dengan metode pendekatan tentang keseriusan konflik menurut Swedish Traffic Conflict Techniques, dimana
jika kondisi konflik berada pada tingkat serius maka lokasi tersebut memiliki
potensi terjadinya kecelakaan.
Table 1 Konflik Pejalan
Kaki Berdasarkan Tingkat Keseriusan
NO
|
Lokasi
|
KONFLIK
|
TINGKAT KESERIUSAN
KONFLIK
|
|
NON SERIUS
|
SERIUS
|
|||
1
|
Gerbang sekolah pintu
II ( lokasi parkir siswa)
|
Jumlah
|
6
|
29
|
%
|
17%
|
83%
|
||
total
|
35
|
|||
2
|
Gerbang sekolah pintu
I ( lokasi parkir pegawai)
|
Jumlah
|
3
|
27
|
%
|
10%
|
90%
|
||
Total
|
30
|
Dari
hasil analisa pada tabel 1 dapat diketahui bahwa ditinjau berdasarkan tingkat
keseriusan konflik saat pengamatan pada dua titik lokasi studi yakni pada dua
gerbang akses sekolah menunjukan bahwa konflik yang terjadi pada dua titik
pengamatan tersebut telah berada pada tingkat serius dengan tingkat presentase
perbedaan yang sangat tinggi antara serius konflik dan non serius konflik. Pada
gerbang I SMA N 3 Kota Yogyakarta tingkat konflik pejalan kaki menunjukkan
bahwa 90% konflik lalu-lintas yang terjadi berada pada tingkat serius dan pada
gerbang II SMA N 3 Kota Yogyakarta dari hasil analisa 83% konflik lalu-lintas
yang terjadi berada pada tingkat serius. Konflik yang diamati merupakan antara
pejalan kaki dengan kendaraan bermotor.
Pada
simpang Jalan Yos Sudarso dan Jalan Suroto yakni pada spot akses pengamatan
pada SMA N 3 Kota Yogyakarta memiliki potensi terjadinya kecelakaan yang sangat
tinggi antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor, hal tersebut terjadi
karena dari hasil analisa tingkat konflik lalu-lintas yang terjadi pada kawasan
tersebut telah serious.
Dari
hasil analisis tingkat keseriusan konflik pejalan kaki dua titik pengamatan
yakni gerbang I dan gerbang II SMA N 3 Kota Yogyakarta berikut merupakan
pembahasan kategori konflik serius terbesar untuk setiap 1000 kendaraan di kawasan
studi.
Table 2 Keseriusan
Konflik Pejalan Kaki Selama Pengamatan
No
|
Gerbang sekolah pintu
II ( lokasi parkir siswa)
|
||||||||||||||
Jenis kategori
|
NON SERIOUS
|
SERIOUS
|
peringkat
|
||||||||||||
Nama
|
Jumlah
Konflik
|
%
|
konflik/1000
kendaraan
|
Jumlah
Konflik
|
%
|
konflik/1000
kendaraan
|
|||||||||
1
|
Crossing
|
1
|
17%
|
0.18
|
27
|
93%
|
5
|
1
|
|||||||
2
|
Merging
|
5
|
83%
|
0.92
|
2
|
7%
|
0.37
|
2
|
|||||||
3
|
Diverging
|
0
|
0
|
||||||||||||
Total Konflik
|
6
|
29
|
|||||||||||||
volume kendaraan
|
5401
|
||||||||||||||
Gerbang sekolah pintu
I ( lokasi parkir pegawai)
|
|||||||||||||||
No
|
Jenis kategori
|
NON SERIOUS
|
SERIOUS
|
peringkat
|
|||||||||||
Nama
|
Jumlah
konflik
|
%
|
konflik/1000
Kendaraan
|
Jumlah
Konflik
|
%
|
konflik/1000
kendaraan
|
|||||||||
1
|
Crossing
|
1
|
33%
|
0.18
|
18
|
67%
|
3.33
|
1
|
|||||||
2
|
Merging
|
2
|
67%
|
0.37
|
9
|
33%
|
1.66
|
2
|
|||||||
3
|
Diverging
|
0
|
0
|
||||||||||||
Total Konflik
|
3
|
27
|
|||||||||||||
volume kendaraan
|
5401
|
||||||||||||||
Dari hasil analisa pada
tabel 2 mengenai keseriusan konflik pejalan kaki selama pengamatan pada dua titik lokasi studi
menunjukkan bahwa konflik pejalan kaki/1000
kendaraan antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor ditinjau dari jumlah
kategori konflik lalu-lintas yang terjadi menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan mengenai tingkat keseriusan konflik pada gerbang I
dan gerbang II SMA N 3 Kota Yogyakarta, yakni pada dua titik tersebut
memiliki tingkat konflik serius. Dari hasil analisa table diatas yang mebedakan
dua titik lokasi studi tersebut merupakan jumlah keseriusan konflik lalu-lintas
di tinjau dari jenis terjadinya konflik antara pejalan kaki dengan kendaraan
bermotor yakni sebagai berikut :
a.
Pada gerbang I SMA N
3 Kota Yogyakarta 67% konflik pejalan kaki terjadi secara crossing dan 33% terjadi secara merging.
b.
Pada gerbang II SMA N 3 Kota Yogyakarta
93% konflik pejalan kaki terjadi secara crossing dan 7% terjadi secara merging.
Ditinjau dari 7 indikator pada matriks standart pemasangan dan
desain pagar pengaman menunjukkan bahwa pada simpang Jalan Yos Sudarso dan
Jalan Suroto Kota Yogyakarta memiliki ruas jalan yang terbagi atas pulau jalan
dengan volume lalu lintas yang tinggi, berkecepatan rata-rata diatas 40 km/jam
dan memiliki perilaku pejalan kaki yang tidak berkeselamatan.
Rencana
Anggaran biaya dalam pengadaan pagar pengaman pejalan kaki di lokasi studi
terbagi atas 6 zona sesuai standart biaya pada Peraturan Menteri Perhubungan No
78 Tahun 2014 tentang standart biaya di lingkungan kementrian perhubungan dan
hasil survei wawancara tentang standart harga pagar, yakni terdapat pada tabel
2.
Tabel 2 Rencana anggaran biaya pengadaan dan pemasangan pagar
pengaman pejalan kaki
PENGADAAN DAN PEMASANGAN PAGAR
PENGAMAN PEJALAN KAKI
|
|
ZONA
|
JUMLAH TOTAL HARGA
|
A
|
32.861.609
|
B
|
77.043.159
|
C
|
75.192.266
|
D
|
44.014.288
|
E
|
35.428.871
|
F
|
44.348.812
|
jumlah total rencana anggaran peningkatan keselamatan
|
308.889.005
|
Maka jumlah
rencana anggaran biaya pengadaan dan pemasangan pagar pengaman untuk
meningkatkan keselamatan pejalan kaki pada simpang Jalan Yos Sudarso dan Jalan
Suroto sebesar Rp 308.889.005.
Kesimpulan
Dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil analisis konflik pejalan kaki, volume lalu lintas, kecepatan
kendaraan bermotor, dan karakteristik pejalan kaki menunjukkan bahwa simpang
Jalan Yos Sudarso dan Jalan Suroto yang merupakan kawasan central bussines district memerlukan pemasangan pagar pengaman
pejalan kaki.
Saran
Untuk meningkatkan keselamatan pejalan kaki ditinjau dari
karakteristik pejalan kaki dan kondisi kawasan studi maka perlu pemasangan
pagar pengaman pejalan kaki pada desain alternative tiga, yakni dengan tujuan
untuk pengurangan jumlah konflik pejalan kaki yang terjadi
Perlu adanya kajian ulang pada Modul
Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki Puslitbang Jalan dan Jembatan (2011)
mengenai faktor volume pejalan kaki dalam standart pemasangan pagar pengaman
pejalan kaki, karena dari hasil analisis volume pejalan kaki pada lokasi penelitian
yakni kurang dari 450 orang/jam/lebar yang merupakan kawasan Central Bussines District namun
pergerakan pejalan kaki yang terjadi telah berpotensi mengakibatkan terjadinya
kecelakaan ditinjau dari hasil tingkat keseriusan konflik pejalan kaki yang terjadi..
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2009), Undang - undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No :
03/Prt/M/2014/2011 Tentang Pedoman
Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan Pejalan
Kaki Di Kawasan Perkotaan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 (2011) : Manajemen Dan Rekayasa,
Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
Swedish
Traffic Conflict Technique Observer’ Manual (1991).
Tanan Natalia dan agus bari
sailendra. (2011) : modul pelatihan
perencanaan teknis fasilitas pejalan kaki, 28.
Andi Rahmah (2012) : Hak Pejalan Kaki di Indonesia - Kendala dan
Harapan studi kasus kota yogyakarta.
Indraswara M.
Sahid. (2006) : Kajian Perilaku Pejalan Kaki Terhadap Pemanfaatan Jembatan
Penyeberangan, Jurnal Ilmiah Perancangan
Kota dan Permukiman.
Amelia K. Indriastuti, Yessy Fauziah,
Edy Priyanto (2011) :
karakteristik kecelakaan dan
audit keselamatan jalan pada ruas ahmad yani surabaya
NHTSA. (2010).
Traffic Safety Facts Data – Pedestrians.
C. J. Khisty and B. Kent Lall. (2006) : Dasar-dasar rekayasa Transportasi
Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Children’s
Safety Network. (2014). Final Pedestrian
Safety Resource Guide.
P. Zheng and R.D.Hall. (2003) : Transportation Research Group University of
Southampton
Austroad. (2000). Pedestrian and cyclist safety – pedestrian crashes and pedestrian
facilities .
U.S. DoT (2004).
National Bicycling and Walking Study
Departmental Advice Note and Standard,
England TA 51/87 and TD 28/87 : Design Manual For Roads And Bridges “Roadside
Features”.
Departmental Advice Note and Standard,
England (2004) : Design Manual For Roads
And Bridges “The Geometric Layout of Signal-Controlled Junctions and Signalised
Roundabouts”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar